Rabu, 30 Maret 2016



Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu....
       Jumpa lagi Dengan Blog saya Irfanthesynyster ,.. Kali ini saya akan membahas tentang Suku atau Daerah saya sendiri yang terdapat diNegara Indonesia Provinsi Sulawesi Barat Tepatnya Di Kabupaten POLEWALI MANDAR...

           Jika Kita Berbicara Tentang Suku Mandar, Pasti Teman2 Sekalian yang Pernah Ke Daerah Mandar ini akan Mengingat kembali Akan Keindahan Tanah Mandar. Bukan Keindahannya saja Bahkan Budaya-budayanya pun dapat Kawan2 Rasakan Kembali.
                    Pasti yang Belum pernah mendengar kata Mandar atau Suku Mandar akan bertanya2 sebenarnya Mandar itu Berasal dari mana ? kenapa Suku Tersebut amat Terkenal Di Tanah Air bahkan sampai Keluar Negeri.
       Jadi Kawan2 Mandar itu ialah suatu kesatuan etnis yang berada di Sulawesi Barat. Dulunya, sebelum terjadi pemekaran wilayah, Mandar bersama dengan etnis Bugis, Makassar, dan Toraja mewarnai keberagaman di Sulawesi Selatan. Meskipun secara politis Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan diberi sekat, secara historis dan kultural Mandar tetap terikat dengan “sepupu-sepupu” serumpunnya di Sulawesi Selatan. Istilah Mandar merupakan ikatan persatuan antara tujuh kerajaan di pesisir (Pitu Ba’ba’na Binanga) dan tujuh kerajaan di gunung (Pitu Ulunna Salu). Keempat belas kekuatan ini saling melengkapi, “Sipamandar” (menguatkan) sebagai satu bangsa melalui perjanjian yang disumpahkan oleh leluhur mereka di Allewuang Batu di Luyo.
        
Suku Mandar terdiri atas 17 (kerajaan) kerajaan, 7 (tujuh) kerajaan hulu yang disebut "Pitu Ulunna Salu", 7 (tujuh) kerajaan muara yang disebut "Pitu ba'bana binanga" dan 3 (tiga) kerajaan yang bergelar "Kakaruanna Tiparittiqna Uhai".
Tujuh kerajaan yang tergabung dalam wilayah Persekutuan Pitu Ulunna Salu adalah :
  1. Kerajaan Rante Bulahang
  2. Kerajaan Aralle
  3. Kerajaan Tabulahan
  4. Kerajaan Mambi
  5. Kerajaan Matangnga
  6. Kerajaan Tabang
  7. Kerajaan Bambang
Tujuh kerajaan yang tergabung dalam wilayah Persekutuan Pitu Baqbana Binanga adalah :
  1. Kerajaan Balanipa
  2. Kerajaan Sendana
  3. Kerajaan Banggae
  4. Kerajaan Pamboang
  5. Kerajaan Tapalang
  6. Kerajaan Mamuju
  7. Kerajaan Benuang
Kerajaan yang bergelar Kakaruanna Tiparittiqna Uhai atau wilayah Lembang Mappi adalah sebagai berikut :
  1. Kerajaan Allu
  2. Kerajaan Tuqbi
  3. Kerajaan Taramanuq
Di kerajaan-kerajaan Hulu pandai akan kondisi pegunungan sedangkan kerajaan-kerajaan Muara pandai akan kondisi lautan. Dengan batas-batas sebelah selatan berbatasan dengan Kab. Pinrang, Sulawesi Selatan, sebelah timur berbatasan dengan Kab. Toraja, Sulawesi Selatan, sebelah utara berbatasan dengan Kota Palu, Sulawesi Tengah dan sebelah barat dengan selat Makassar.
Sepanjang sejarah kerajaan-kerajaan di Mandar, telah banyak melahirkan tokoh-tokoh pejuang dalam mempertahankan tanah melawan penjajahan VOC seperti: Imaga Daeng Rioso, Puatta i sa'adawang, Maradia Banggae, Ammana iwewang, Andi Depu, meskipun pada akhirnya wilayah Mandar berhasil direbut oleh pemerintah VOC.
Dari semangat suku Mandar yang disebut semangat "Assimandarang" sehingga pada tahun 2004 wilayah Mandar menjadi salah satu provinsi yang ada di Indonesia yaitu provinsi Sulawesi Barat.
        Mungkin sebab sejarah tersebut Suku Mandar ini Jarang tidak Dikenal Oleh suku2 lain. Dan selain Sejarahnya, daerah Mandar juga mempunyai Perayaan2 Adat istiadat dan Berbagai Hal  Diantaranya ............. Ini Dia :
        1. SAYYANG PATTUDDU' ( Kuda Menari )
                Perayaan ini merupakan perayaan Yang biasa diselenggarakan Pada acara Maulid Nabi, Perkawinan Dan banyak lagi. Perayaan Sayyang Pattuddu' memang Mempunyai banyak hal yang sangat Menarik, Contohnya Kuda Yang akan ditunggangi Diiringi dengan Musik REBANA atau dalm bahasa Mandarnya Yaitu ( PARRAWANA ) dan yang menunggangi kuda tersebut akan Memakai Pakaian Khas Mandar, Make up yang nampak Kentara . Dan Yang lebih uniknya Kuda yang Dinaiki Oleh PISSAWE ini Menari atau MATTU'DU Ketika mendengar musik rebana yang Sedang Dimainkan.
               Mungkin Karna itu Pada  Perayaan ini sangat bnyak touris yang berdatangan Untuk Melihat.
        2. ALAT MUSIK TRADISI MANDAR

                Alat Musik Tradisi yang  ada di Tanah Mandar ini memang sangat 100% Tradisional. ada yang terbuat dari Bambu Kayu daun dan lain2. Baik Kawan2 Mungkin saya hanya bisa menampilkan gambarnya karna Penjelasan tentang Alat Musik Mandar ini Lumayan Panjang Mulai dari sejarah Turun temurunnya Alat Musik ini, Digunakan Pada Saat Seperti apa. Atau jika teman2 penasaran Tentang Sejarah alat Musik ini Teman2 Bisa Coret2 KOlom Komentar Yang ada DiBawah.. Ok Ini dia alat Musiknya. :

      ~  KACAPING

Kecaping Merupakan alat musik Tradisi Mandar yang terbuat Dari Kayu, Biasanya Dari Kayu Pohon Nangka. Alat musik dimainkan Seperti Gitar, Tapi yang Membedakannya dengan Gitar yaitu Tali yang digunakan oleh alat musik Kecapi ini hanya Mempunyai dua Tali dan Bentuknya juga sangat Berbeda dari Gitar. Sekarang ini Pementasan atau Penampilan Pakkacaping  (pemain kecaping) sudah sangat jarang ditemukan dan Pembudayaan Kecaping di Tanah Mandar pun Sudah sangat sedikit, Namun jika kawan2 ingin Menjumpai Pembuatan Kecapi kawan2 bisa Menuju ke desa Batulaya Tepatnya Di Rumah.


      











      ~ CALONG

Yang satu ini adalah alat Musik yang sangat saya Gemari, Alat Musik Tradisi Mandar ini di buat dari Kelapa yang sudah diolah untuk dijadikan Calong, serta Bambu yang dibentuk Tidak sama Besar dan Stick calong untuk Alat Pemukulnya. Alat musik yang satu ini Memang sangat Banyak Kembarnya didaerah2 lain ( Tapi Tdak Terlalu sama SIHH hehehe,...) Alat Musik Ini biasanya dibuat dengan 4 nada dan ada Juga Yang mempunyai 6 nada atau ( Solmisasi ). alat tradisi mandar ini biasanya dimainkan pada acara2 adat yang ada dimandar Lomba musik Tradisi seperti FLS2N dan lain-lain.
    












 
    
~ GONGGA LIMA

Gongga lima ( Lima is Hand )merupakan alat Musik yang dimainkan Dengan cara Dipukul. Bunyinyapun sungguh unik walaupun dibentuk Cukup sederhana dan cara menggunakannya tidak terlalusulit (Menurut saya )heheheee....



      











~ GONGGA LAWE
 
Lawe dalm Bahasa indonesia  Mulut, Mungkin alat Musik tradisi Mandar yang satu ini Memang Cukup unik Karna Lihat aja tuhh Cara Maininnya Nampak sangat rumit. cara Membunyikannya itu Dengan ditarik2 dan cara Mengkreasikan Suara atau bunyinya itu dengan Lidah yang dimain2kan dalam Mulut. Menurut saya ini adalah alat Musik Tradisi Mandar yang Cukup susah dimainkan . Tapi kalau teman2 yang Belum lihat alat musik ini atau ingin Mencobanya Datang aja Ke Tanah Mandar.


    ~ KEKE

KEKE Merupakan alat Musik Tiup yang ada Di Tanah Mandar. Alat Musik ini Mulai digunakan sejak Dulu ( SAma Sihh Alat Musik Tradisi Yang Lain ) Pada Zaman dahulu alat Musik ini digunakan ketika Ada Permasalahan di Tanah Mandar yang Harus Diselesaikan Melalui Perkelahian. Perkelahian ini Dilakukan diSuatu Kandang atau dalam Bahasa Mandar Yaitu 
(Bala Tau) setelah itu jika salah satu Dari dua orang yang mempunyai masalah tadi Akan Dibuang Kesuatu Jurang, dan alat MUSIK yang satu ini mempunyai Kaitan. kaitan nya yaitu Ketika alat MUsik ini Ditiup para Petarung yang ada didalam Kandang tersebut sudah dinyatakan Fight. Sejarah ini memang sangat Di yakini Oleh masyarakat Mandar Karna memang sudah terbukti Bahwa Hal tersebut Memang Pernah ada . Namun Pada saat ini alat Musik sudah dipakai seperti alat musik yang lainnya. alat Ini  juga Dibuat dari Bambu dan Mempunyai lubang seperti suling Namun lubang yang ada di alat Musik Keke ini hanya ada 4 Lubang.






3 . Beladiri Suku Mandar ( PAKKOTTAU )
                 Kottau atau seni beladiri tangan kosong khas Suku Mandar hingga kini tetap lestari di desa-desa di Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Biasanya pertunjukan Kottau umumnya diiringi dengan seni atau irama musik padendang.

Kottau, yang menjadi sarana media penyebaran Islam pada abad 16 di Tanah Mandar, tak hanya digandrungi anak-anak desa untuk kepentingan beladiri semata tetapi juga seni yang menghibur warga dalam setiap hajatan pesta rakyat.

Seperti pada pertunjukan kottau yang digelar warga Kecamatan Tubbitaramanu, Polewali Mandar, untuk memeriahkan HUT ke-69 RI, Jumat (29/8/2014). Dari pejabat kecamatan, kepala desa, kepala dusun, hingga masyarakat setempat menyaksikan aksi guru dan murid dari perguruan kottau beradu kelincahan memainkan jurus-jurus seni beladiri tersebut. Sejumlah pejabat kecamatan juga turut beraksi. Penampilan para pejabat itu cukup kocak sehingga menimbulkan tawa warga yang menyaksikan pertunjukan itu.
               Meski tak segesit dan selincah ketika masih muda, mereka cukup mahir dalam melakukan jurus mematahkan dan menjatuhkan lawan. Dalam sejarahnya kottau juga menjadi salah satu sarana media dakwa dan penyebaran nilai atau pesan-pesan Islam di kalangan suku mandar. Tak heran jika perguruan kottau umumnya didrikan oleh tokoh masyarakat atau mereka yang mumpuni soal agama.
              Asisten 1 Pemda Polewali Mandar, Darwin Badruddin, mengatakan, kottau menjadi sarana efektif para pemilik perguruan kottau untuk menanamkan nilai-nilai dan ajaran Islam kepada masyarakat.“Kottau lahir dari proses akulturasi budaya Mandar, Tionghoa dan Arab.  Ini menjadikan kottau ini tak hanya sekedar seni beladiri, tapi juga hiburan dan sarana para ulama dan guru mengaji mennanamkan nilai-nilai islam lewat seni Kottau,” ujar Darwin Badaruddin.
               Keunikan sejarah dan seni beladiri kottau ini juga menarik minat wisatawan asing yang berkunjung ke polewali. Puluhan wisatawan asing dari Australia, Jepang, Kanada, Jerman dan Amerika tampak tertarik menyimak pertunjukan di beberapa perguruan kottau yang sempat mereka datangi.
         

     4. Lopi SANDEQ ( Perahu Sandeq )
                    Lopisandeq Merupakan Sebuah alat Transportasi atau alat untuk menghasilkan Pendapatan bagi masyarakat Mandar. Lopi Sandeq ini memang sudah sangat terkenal di Indonesia bahkan Di Seluruh Dunia.  Tercatat dalam sejarah perahu Sandeq telah terbukti sanggup berlayar hingga ke Singapura, Malaysia, Jepang dan Madagaskar, Australia, Amerika dan dianggap oleh Negara2 lain Lopi sandeq merupakan sebuah Perahu Layar TerCepat DiDunia.

                  Sandeq, perahu tradisional Mandar merupakan warisan leluhur sebagai sarana para nelayan untuk mencari ikan di laut sebagai mata pencaharian, sebagai sarana transportasi para pedagang pada masa silam mengarungi lautan untuk menjual hasil bumi.Perahu Sandeq, mempunyai ciri khas yang membedakan dengan kebanyakan perahu bercadik lainnya.
                    Sandeq yang menjadi kebanggaan masyarakat Mandar, selain ia memiliki bentuk yang elok nan cantik dengan panjang kurang lebih 9 – 16 meter dengan lebar 0,5 – 1 meter, dikiri-kanannya dipasang cadik dari bambu sebagai penyeimbang ,mengandalkan dorongan angin yang ditangkap layar berbentuk segitiga  , mampu dipacu hingga kecepatan 15 – 20 Knot atau 30 – 40 Km perjam .. Sehingga sebagai perahu layar yang tercantik dan tercepat juga mampu menerjang ombak yang besar sekalipun.
        5. LIPA' SA'BE MANDAR
                 LIPA' SA'BE Merupakan Pakaian Tradisi mandar yang sampai sekarang Masih kita Jumpai di Daerah2 Mandar.
                Konon duhulu kala pada masa kerajaan Mandar Lipa’ sa’be hanya dipakai oleh keluaraga raja dan bangsawan, sehingga lipa sa’be tersebut yang membedakan status sosial seseorang.Seiring berjalannya waktu kini Lipa’ sa’be sudah digunakan oleh seluruh masyarakat Mandar baik pada acara-acara ritual adat, seperti acara pernikahan, “Mappatamma” (khatam Al-Qur’an) atau acara adat lain yang merupakan bagian dari simbol identitas dan kebanggaan masyarakat Mandar.
                Panette atau penenun lipa` sa`be mayoritas digeluti oleh kaum hawa Mandar. Aktifitas ini sudah berlangsung sejak lama dan turun temurun, bahkan tak sedikit diantara hasil karya tangan mereka dikenal dalam negeri maupun manca negara.

            Dan sekarang, Pemerintah Kabupaten Polman telah menjadikan lipa` sa`be sebagai salah satu ikon budaya Polman.
           Menurut Ani yang merupakan panette lipa` sa`be, menjelaskan pembuatan lipa’ sa’be ini butuh kesabaran dan ketekunan. Hal ini disebabkan bahan baku benang yang masih di impor dari india, harus dirajut �satu persatu,� sampai menjadi lipa’ dan ini membutuhkan waktu sampai berminggu-minggu.
Dalam pantauan saya, hampir setiap rumah di Dusun Lambe` Desa Karama’Kecamatan Tinambung memiliki alat manette’ atau alat tenun yang terdiri dari pawalo (untuk penahan benang), kalapa (menyusun dan merapatkan benang), ale’ ( memanik atas bawah ), awerang / bambu (pengatur benang atas bawah ) passo ( penggulung hasil jadinya lipa’ sa’be).
              Proses pembuatan lipa’ sa’be ini di lakukan dalam tiga kali proses mulai dari kalapa ( menyusun benang dan merapatkan ) lalu di masukkan ke pawalo’, pemindahan benang yang telah disusun atau papan depan, kemudian di nette’ atau proses akhir penggabungan benang hingga menjadi lipa’ sa’be atau sarung Mandar.


           Adapun motif Lipa’ sa’be yang sudah jadi biasanya didominasi warna merah kotak–kotak putih biru, atau hitam kotak – kotak putih. Karena kainnya yang halus lipa’ sa’be ini tidak boleh di cuci karena benangya bisa rusak sehingga hanya bisa disetrika.







                Baik Kawan2itu Tadi Sudikit Pembahasan Tentang Budaya Mandar dan jika ada Kesalahan2  Kata yang ada dalam Blog ini saya Mohon Maaf Sebesar2nya Karna Kita Ketahui semua Bahwa Manusia Tak Luput Dari yang Namanya kesalahan. Dan untuk Kesempurnaan Blog ini saya Harapkan Teman2 yang sudah Membacanya agar Mengajukan KOMENTAR atau usulan2. 
  Ok Terimakasih sudah Singgah di BLOG saya AHMAD IRFANDI dan saya Akhiri dngn ucapan ;                    ASSALAMUALAIKUM Warahmatullahi Wabarakatu.


Pammacca'